Dalam pengaplikasiannya rekayasa forensik geoteknik mengevaluasi masalah-masalah yang disebabkan oleh pemukiman, tanah ekspasif, gerakan lereng, intrusi air dan lain-lain, sehingga akan didapatkan penyebab kerusakan untuk selanjutnya diperoleh rekomendasi perbaikan yang tepat sesuai dengan kerusakan yang terjadi.
salah satu studi kasus rekayasa forensik geoteknik adalah tanah longsor, Tanah longsor merupakan peristiwa alam yang terjadi pada lereng baik itu lereng alam ataupun lereng buatan manusia. Peristiwa ini sering terjadi pada musim hujan.
Di indonesia dalam setahun banyak terjadi bencana longsor dibeberapa daerah salah satunya pada Kecamatan Seyegan merupakan suatu daerah di Kabupaten Sleman yang kondisi alamnya terdiri dari perbukitan kapur berlereng curam dan merupakan salah satu daerah yang rawan longsor di Provinsi Yogyakarta.
foto ini diambil setelah lima hari setelah terjadinya longsor |
terlihat kemiringan lereng lebih dari 45° |
Faktor-faktor penyebab terjadinya longsor pada daerah Seyegan, Sleman, Yogyakarta meliputi :
Tidak adanya drainase, air tanah yang memotong lereng akan menimbulkan munculnya mata air pada daerah ini. Mata air ini diakibatkan oleh terakumulasinya air yang berinfiltrasi ke dalam lereng yang akan melunakkan tanah atau batuan pembentuk lereng. Pada lereng-lereng yang menunjukan gejala munculnya mata air rembesan di bagian kaki lereng setelah terjadi hujan, merupakan suatu indikasi bahwa lereng ini tidak stabil dan akan berpotensi longsor.
tidak adanya drainase untuk menampungkan air yang dalam lereng tersebut, berakibat tanah lereng akan mudah jenuh bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi terus menerus. Air yang ada didalam tanah dapat melunakkan dan menjenuhkan tanah galian, sehingga air akan masuk pada rekahan batuan yang akan mengurangi kestabilan lereng
terlihat mata air pada lereng terjadinya longsor terlihat tidak ada drainase pada lereng |
Dari faktor-faktor penyebab terjadinya longsor dapat diberikan
rekomendasi perbaikan dengan perlindungan dan perbaikan terhadap tempat-temoat
hunian dengan cara memperbaiki drainase tanah, membuat bangunan penahan tanah
berupa turap yang terbuat dari baja, dan yang terakhir memindahkan pemukiman
penduduk dari lokasi longsor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar