Rabu, 21 Oktober 2015

Rekayasa Forensik Geoteknik


Rekayasa forensik geoteknik merupakan cabang  ilmu ketekniksipilan yang mempelajari tentang penyelidikan kerusakan-kerusakan yang terjadi pada suatu struktur tanah dalam menahan beban bangunan yang  berada diatasnya.

Dalam pengaplikasiannya rekayasa forensik geoteknik mengevaluasi masalah-masalah yang disebabkan oleh pemukiman, tanah ekspasif, gerakan lereng, intrusi air dan lain-lain, sehingga akan didapatkan penyebab kerusakan untuk selanjutnya diperoleh rekomendasi perbaikan yang tepat sesuai dengan kerusakan yang terjadi.
salah satu studi kasus rekayasa forensik geoteknik adalah tanah longsor, Tanah  longsor merupakan peristiwa alam yang terjadi pada lereng baik itu lereng alam ataupun lereng buatan manusia. Peristiwa ini sering terjadi pada musim hujan. 

Di indonesia dalam setahun banyak terjadi bencana longsor dibeberapa daerah salah satunya pada Kecamatan Seyegan merupakan suatu daerah di Kabupaten Sleman yang kondisi alamnya terdiri dari perbukitan kapur berlereng curam dan merupakan salah satu daerah yang rawan longsor di Provinsi Yogyakarta.


 foto ini diambil setelah lima hari  setelah terjadinya longsor
 terlihat kemiringan lereng lebih dari 45°

Faktor-faktor penyebab terjadinya longsor pada daerah Seyegan, Sleman, Yogyakarta meliputi : 

Tidak adanya drainase,   air tanah yang memotong lereng akan menimbulkan munculnya mata air pada daerah ini. Mata air ini diakibatkan oleh terakumulasinya air yang berinfiltrasi ke dalam lereng yang akan melunakkan tanah atau batuan pembentuk lereng. Pada lereng-lereng yang menunjukan gejala munculnya mata air rembesan di bagian kaki lereng setelah terjadi hujan, merupakan suatu indikasi bahwa lereng ini tidak stabil dan akan berpotensi longsor.
tidak adanya drainase untuk menampungkan air yang dalam lereng tersebut, berakibat tanah lereng akan mudah jenuh  bila terjadi hujan dengan intensitas tinggi terus menerus. Air yang ada didalam tanah dapat melunakkan dan menjenuhkan tanah galian, sehingga air akan masuk pada rekahan batuan yang akan mengurangi kestabilan lereng
terlihat mata air pada lereng terjadinya longsor

terlihat tidak ada drainase pada lereng

penangana yang belum efektif pada dalam menanggulangi terjadinya longsor pada lereng, seperti pemasangan batu-batu pada bagian atas lereng, pembuatan sengkedan atau terasering dapat dikatakan masih belum memadai dan belum tepat. Sehingga pencegahan terhadap bencana tanah longsor menjadi  kurang maksimal. 
 
Dari faktor-faktor penyebab terjadinya longsor dapat diberikan rekomendasi perbaikan dengan perlindungan dan perbaikan terhadap tempat-temoat hunian dengan cara memperbaiki drainase tanah, membuat bangunan penahan tanah berupa turap yang terbuat dari baja, dan yang terakhir memindahkan pemukiman penduduk dari lokasi longsor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar